101 Bukti Yesus Bukan Tuhan
Menurut Al Qur’an & Alkitab
Menurut Al Qur’an & Alkitab
71. Yesus dipanggil “Guru” oleh muridnya
“Maka datnglah murid-murid-Nya membangungkan Dia, katanya : “Guru, Guru, kita binasa!” Ia pun bangun, lalu menghardik angina dan air yang mengamuk itu. Dan angina dan air itu pun reda dan danau menjadi teduh.”(Lukas 8:24)
Kita tahu Yesus punya dua belas orang murid. Mereka hidup bersama-sama dengan Yesus. Mereka memanggil Yesus dengan sebutan “Guru”. Ini berarti bahwa mereka tahu bahwa Yesus hanyalah seorang guru, bukan Tuhan. Makanya dalam banyak ayat lain, murid-muridnya memanggil Yesus dengan sebutan “Rabi” yang artinya juga “Guru”. Bahkan tidak kurang dari tiga belas ayat dimana Yesus dipanggil “Rabi” oleh orang lain dan murid-muridnya. Diantaranya ayat dibawah ini :
“Kata Petrus kepada Yesus : “Rabi, betapa bahagianya kami berada ditempat ini. Baiklah kai dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” (Markus 9:5)
“Kata Natanel kepada-Nya :”Rabi Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!” (Yohanes 1:49).
“Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya : “Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?” (Yohanes 6:25).
- Setiap yang dipanggil “Guru” atau “Rabi” pasti hanyalah guru, bukan Tuhan.
- Yesus dipanggil “Guru “ atau “Rabi”, berarti Yesus bukan Tuhan.
72. Yesus ketakutan pada malaikat dan semakin bersungguh-sungguh berdoa kepada Tuhan
“Maka seseorang malaikat dari langit menampakkan diri kepada-Nya untuk memberi kekuatan kepada-Nya. (44) Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.” (Lukas 22:43-44).
Malaikat yang memberi kekuatan kepada Yesus adalah malaikat utusan Tuhan. Jika Yesus itu Tuhan, bagaimana mungkin Yesus ketakukan kepada seorang malaikat? Ini berarti malaikat lebih tinggi kekuasaannya dari pada Yesus. Dengan semakin bersungguh-sungguh Yesus berdoa, ini menandakan bahwa Yesus ketakutan dengan datangnya malaikat utusan Tuhan tersebut.
Jika Yesus itu seorang Nabi, sangat wajar sekali jika dia merasa ketakutan, karena dia hanyalah seorang manusia biasa utusan Allah. Tentu akan sangat merendahkan ketuhanan Yesus sendiri, jika dia sebagai Tuhan harus mengalami ketakutan kepada seorang malaikat saja.
- Setiap yang takut kepada malikat Tuhan, pasti dia bukan Tuhan.
- Yesus ketakutan kepada malaikat Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.
- Setiap yang menerima kekuatan dari malaikat, pasti bukan Tuhan.
- Yesus menerima kekuatan dari malaikat, berarti Yesus bukan Tuhan.
- Setiap yang sungguh-sungguh berdo`a kepada Tuhan, pasti bukan Tuhan.
- Yesus semakin sungguh-sungguh berdo`a kepada Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.
- Setiap yang mengeluarkan peluh titik-titik darah ketanah saking takutnya, pasti bukan Tuhan.
- Yesus mengeluarkan peluh titik-titik darah ketanah saking takutnya, berarti Yesus bukan Tuhan.
73. Yesus menyerahkan nyawanya
“Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: “Ya Bapa, kedalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.” Dan sesudah berkata demikian Ia menerahkan nyawa-Nya.” (Lukas 23:46)
Diatas kayu salib, sebelum mati, Yesus berseru dengan suara nyaring kepada Tuhannya sambil menyerahkan nyawanya. Jika Yesus itu Tuhan, Tuhan mana lagi yang dia panggil? Dan Yesus itu Tuhan, siapa yang mencabut dan menerima nyawanya? Apakah malaikat berani mencabut nyawanya Tuhan? Dan jika Tuhan harus mati walaupun hanya untuk beberapa hari saja, siapa yang mengendalikan alam semesta yang begitu luasya?
- Setiap yang berseru kepada Tuhan, pasti bukan Tuhan.
- Yesus berseru kepada Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.
- Setiap yang menyerahkan nyawanya kepada Tuhan, pasti bukan Tuhan.
- Yesus menyerahkan nyawanya kepada Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.
74. Ucapan Yesus fiktif, tidak terbukti
“Ia berkata kepada mereka: “Inilah perkantaan-Ku, yang telah Kukatakan padamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur. “Lalu ia membuka pikiran mereka, sehingga mengerti Kitab Suci. Kata-Nya kepada mereka: “Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari ketiga,…” (Lukas 24:24-46)
Ucapan Yesus tersebut, sampai saat ini tidak ada seorang pendeta atau pastur, bahkan Paus yang ada di Roma-pun tidak bisa membuktikan kebenaran dari ucapan Yesus tersebut. Jika itu benar-benar ucapan Yesus, apalagi dia sebagai Tuhan menurut agama anggapan Kristen, tentu apa yang diucapkan pasti bisa dibuktikan. Ucapan Yesus yang mengatakan bahwa ada tertulis dalam Kitab Taurat Musa, Kitab para Nabi-Nabi dan Kitab Mazmr bahwa “Mesias akan menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga” ternyata setelah dicek, ucapannya itu tidak terdapat dalam kitab-kitab tersebut. Ini membuktikan ucapan Yesus tersebut adalah fiktif, karena tidak bisa dibuktikan.
- Setiap yang berkata tapi tidak bisa dibuktikan, pasti bukan Tuhan.
- Yesus berkata tapi tidak bisa dibuktikan, berarti Yesus bukan Tuhan.
- Setiap yang menderita dan bangkit pada hari ketiga diantara orang mati, pasti bukan Tuhan.
- Yesus menderita dan bangkit pada hari ketiga diantara oaring mati, berarti Yesus bukan Tuhan.
75. Firman Allah itu Yesus?? Yesus itu firman Allah??
“Pada mulanya adalah firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.” (Yohanes 1:1).
Ayat tersebut bukan ucapan Yesus atau wahyu Allah kepada Yohanes, tetapi hanyalah ucapan Yohanes sendiri. Makanya dalam ayat tersebut tidak ada tanda petik.
Jika firman itu adalah Yesus, dan Yesus adalah Allah itu-itu juga, kama kalau kata ‘Firman’ digantin dengan kata ‘Yesus’ akan terbaca lucu :
“Pada mulanya adalah Yesus, Yesus itu bersama sama dengan Yesus dan Yesus itu adalah Yesus.”
“Pada mulanya adalah Tuhan, Tuhan itu bersama-sama dengan Tuhan dan Tuhan itu adalah Tuhan.”
Pada mulanya adalah Allah, Allah itu bersama-sama dengan Allah dan Allah itu adalah Allah.
Jika Firman itu bersama-sama dengan Allah, berarti Firman itu bukan Allah. Jika saya bersama Fulan, berarti saya itu bukan Fulan, karena kami berdua, bukan satu.
- Setiap yang bersama-sama dengan Allah, berarti bukan Allah.
- Yesus bersama-sama dengan Allah, berarti Yesus bukan Tuhan.
- Setiap yang berawal, pasti bukan Tuhan.
- Yesus berawal mula, berarti Yesus bukan Tuhan.
76. Tuhan telah menjadi manusia Yesus
“Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.”(Yohanes 1:14).
Maksud ayat tersebut yaitu Yesus yang Sang Firman telah menjadi manusia sebagai Anak Tunggal Bapa. Ayat ini merupakan inkarnasi Tuhan yang menjelma jadi manusia Yesus. Tentu menjadi pertanyaan, jika Tuhan atau Allah telah menjelma Yesus, apakah masih ada Allah atau Tuhan yang lain? Mestinya jawabnya sudah tidak ada Tuhan lain. Namun dalam pandangan Kristen, tetap saja masih ada Allah lain, yaitu Bapa Yesus dan juga Roh Kudus, yang ketiganya adalah satu. Itulah paham Trinitas.
- Setiap yang menjadi manusia, pasti bukan Tuhan.
- Yesus menjadi manusia, berarti Yesus bukan Tuhan.
- Setiap yang menjadi Anak Tunggal Allah pasti bukan Tuhan.
- Yesus menjadi Anak Tunggal Allah, berarti Yesus bukan Tuhan.
- Setiap yang menerima kemuliaan Tuhan, pasti bukan Tuhan.
- Yesus menerima kemuliaan Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.
Dalam Al Qur’an, betapa banyak ayat-ayat yang menerangkan bahwa Allah itu tidak punya anak, seperti Qs 4:171, Qs 6:101, Qs 10:68, Qs 19:35, Qs 19:88-92, Qs 21:26, Qs 23:91, Qs 25:2, Qs 43:81 dll. Bahkan Allah mengecam orang-orang yang mengatakan bahwa Allah punya anak, sebagaimana contoh ayat Qur’an sebagai berikut :
“Dia Pencipta langit dan bumi, bagaimana Dia mempunyia anak padahal Dia tidak mempunyai istri. Dia menciptakan segala sesuatu, dan Dia mengetahui segala sesuatu. (Qs Al An’aam 101).
“Dan mereka berkata, “Tuhan Yang Maha Pengasih mengambil (mempunyai) anak.” (Qs 19 Maryam 88).
“Sungguh kamu telah membuat suatu kemungkaran yang amat besar.” (Qs 19 Maryanm 89).
“Hampir-hampir langit terpecah, bumi terbelah, dan gunung-gunung runtuh berkeping-keping.” (Qs 19 Maryam 90).
“…disebabkan mereka mendakwakan anak bagi Yang Maha Pengasih.” (Qs 19 Maryam 91).
“Tiada patut bagi Yang Maha Pengasih memiliki anak.” (Qs 19 Maryam 92).
“Allah tiada mempunyai anak dan tiada Tuhan bersama-Nya, kalau sekiranya demikian niscaya tiap-tiap Tuhan membawa makhluk yang diciptakan-Nya dan sebahagian dari Tuhan-Tuhan itu akan mengalahkan sebahagian yang lain. Mahasuci Allah dari yang mereka sifatkan itu.” (Qs 23 al Mu’minuun 91).
Seandainya Tuhan (Allah) benar-benar mempunyai anak sungguhan, pasti kami umat Islam akan mengkultuskan dan menyembah anak itu. Sebagaimana firman Allah dalam Al Qur’an surat 43 Az Zuhkruf ayat 81, jika Allah mempunyai anak, niscaya Rasulullah Muhammad saw adalah orang pertama kali yang akan menyembahnya.
“Katakanlah : “JIka Yang Maha Pengasih itu mempunyai anak, maka akulah (Muhammad) orang yang mula-mula menyembahnya.” (Qs 43 Az Zuhkruf 81).
77. Allah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal itu Yesus
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3:16).
Ayat ini termasuk salahs satu ayat yang paling menentukan keselamatan dunia dan akhirat. Intinya asal percaya kepada Yesus yang mati di kayu salib dalam rangka menebus dosa manusia, maka dijamin masuk surga. Itu merupakan bentuk kasih Allak akan dunia ini, maka dikaruniakan-Nya kepada Anak-Nya yang tunggal, untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Jika ayat ini sangat penting, mengapa hanya Yohanes yang menulisnya, dan itupun dituls paling belakangan. Sementera tiga Injil yang duluan ditulis seperti Matius, Markus dan Lukas, tidak menulis ayat ini. Logikanya, mestinya ketiga injil duluan itulah (Matius, Markus, dan Lukas) harus memuat sabda Yesus tersebut, sebab merekalah yang duluan menulis Injil daripada Yohanes.
Oleh sebab itu, jika satu injil menulis dan tiga injil diam, maka jelas ayat tersebut sangat lemah. Tetapi jika tiga injil menulis dan satu injil tidak, mungkin itu akan lebih kuat kebenarannya.
- Setiap yang menerima karunia dari Tuhan, pasti bukan Tuhan.
- Yesus menerima karunia dari Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.
78. Yesus tidak bisa mengerjakan sesuatu dari dirinya sendiri
“Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya : “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya, sebaba apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak.” (Yohanes 5:19).
Yesus mengaku dengan jujur dan polos bahwa dia tidak dapat mengerjakan sesuatu dari dirinya sendiri, kalau tidak melihat dari apa yang dikerjakan oleh Bapanya (Tuhan). Jadi Yesus hanya mengerjakan apa yang dikerjakan oleh Bapanya yaitu Allah.
Atau dengan kata lain bahwa Yesus hanyalah melakukan apa yang diperintahkan Tuhannya.
- Setiap yang tidak bisa mengerjakan atas dirinya sendiri, pasti bukan Tuhan.
- Yesus tidak bisa melakukan apapun atas dirinya sendiri, berarti Yesus bukan Tuhan,
- Setiap yang memanggil Tuhannya dengan nama Bapa, pasti bukan Tuhan.
- Yesus memanggil Tuhannya Bapa, berarti Yesus bukan Tuhan.
79. Sebagai utusan, Yesus tidak bisa berbuat & menuruti kehendaknya
“Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus aku.” (Yohanes 5:30)
Ayat ini merupakan pengakuan langsung dari Yesus bahwa dia benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa atas dirinya sendiri. Juga dia bersaksi bahwa dia tidak bisa menuruti kehendaknya sendiri, melainkan kehendak Tuhan yang telah mengutusnya. Sungguh ini merupakan suatu pernyataan atau pengakuan yaitu begitu polos dan jujur dari Yesus akan keberadaan status dirinya. Dia mengaku bahwa dia hanyalah seorang utusan Tuhan, bukan Tuhan! Maka wajarlah jika Yesus tidak bisa berbuat menurut kehendaknya sendiri, sebab dia bukan Tuhan tetapi hanyalah sebagai seorang nabi atau rasul yang di utus oleh Tuhan.
- Setiap yang tidak bisa berbuat apa-apa menurut kehendaknya sendiri, pasti bukan Tuhan.
- Yesus tidak bisa berbuat apa-apa menurut kehendaknya sendiri, berarti Yesus bukan Tuhan.
- Setiap yang tidak bisa menuruti kehendaknya sendiri, pasti bukan Tuhan.
- Yesus tidak bisa menuruti kehendaknya sendiri, berarti Yesus bukan Tuhan.
- Setiap yang mengaku diutus oleh Tuhan, pasti bukan Tuhan.
- Yesus mengaku diutus oleh Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.
80. Tuhan bersaksi tentang Yesus
“Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak pernah mendenngar suara-Nya, rupa-Nya pun tidak pernah kamu lihat.”(Yohanes 5:37).
Lagi-lagi Yesus mengaku bahwa dia diutus Tuhan. Dan Tuhan juga bersaksi akan keberadaan Yesus. Juga suara Tuhan tidak pernah ada yang mendengar, dan rupa Tuhan juga tidak ada yang melihatnya. Karena Yesus memberikan kesaksian seperti itu, wajarlah jika kita mengamininya, karena mustahil Yesus harus berbohong. Jika Yesus mengaku hanya diutus oleh Tuhan, mengapa kita harus menuhankannya? Dan jika Yesus bersaksi bahwa rupa Allah tidak pernah ada yang melihatnya, mengapa rupa Yesus dijadikan sebagai pengganti rupa Allah?
- Setiap yang mengaku diutus oleh Tuhan, pasti bukan Tuhan.
- Yesus mengaku dengan jujur dan polos bahwa dia diutus oleh Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.
- Yesus bersaksi bahwa suara Tuhan tidak terdengar, sementara suara dia bisa terdengar, berarti Yesus bukan Tuhan.
- Yesus bersaksi bahwa rupa Tuhan tidak terlihat, sementara rupa dia (Yesus) bisa terlihat, itu berarti Yesus bukan Tuhan.
Wassalam: Ki Semar
101 Bukti Yesus Bukan Tuhan
Menurut Al Qur’an & Alkitab
Menurut Al Qur’an & Alkitab
“Maka datnglah murid-murid-Nya membangungkan Dia, katanya : “Guru, Guru, kita binasa!” Ia pun bangun, lalu menghardik angina dan air yang mengamuk itu. Dan angina dan air itu pun reda dan danau menjadi teduh.” (Lukas 8:24)
Kita tahu Yesus punya dua belas orang murid. Mereka hidup bersama-sama dengan Yesus. Mereka memanggil Yesus dengan sebutan “Guru”. Ini berarti bahwa mereka tahu bahwa Yesus hanyalah seorang guru, bukan Tuhan. Makanya dalam banyak ayat lain, murid-muridnya memanggil Yesus dengan sebutan “Rabi” yang artinya juga “Guru”. Bahkan tidak kurang dari tiga belas ayat dimana Yesus dipanggil “Rabi” oleh orang lain dan murid-muridnya. Diantaranya ayat dibawah ini :
“Kata Petrus kepada Yesus : “Rabi, betapa bahagianya kami berada ditempat ini. Baiklah kai dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” (Markus 9:5)
“Kata Natanel kepada-Nya :”Rabi Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!” (Yohanes 1:49).
“Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya : “Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?” (Yohanes 6:25).
· Setiap yang dipanggil “Guru” atau “Rabi” pasti hanyalah guru, bukan Tuhan.
· Yesus dipanggil “Guru “ atau “Rabi”, berarti Yesus bukan Tuhan.
72. Yesus ketakutan pada malaikat dan semakin bersungguh-sungguh berdoa kepada Tuhan
“Maka seseorang malaikat dari langit menampakkan diri kepada-Nya untuk memberi kekuatan kepada-Nya. (44) Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.” (Lukas 22:43-44).
Malaikat yang memberi kekuatan kepada Yesus adalah malaikat utusan Tuhan. Jika Yesus itu Tuhan, bagaimana mungkin Yesus ketakukan kepada seorang malaikat? Ini berarti malaikat lebih tinggi kekuasaannya dari pada Yesus. Dengan semakin bersungguh-sungguh Yesus berdoa, ini menandakan bahwa Yesus ketakutan dengan datangnya malaikat utusan Tuhan tersebut.
Jika Yesus itu seorang Nabi, sangat wajar sekali jika dia merasa ketakutan, karena dia hanyalah seorang manusia biasa utusan Allah. Tentu akan sangat merendahkan ketuhanan Yesus sendiri, jika dia sebagai Tuhan harus mengalami ketakutan kepada seorang malaikat saja.
· Setiap yang takut kepada malikat Tuhan, pasti dia bukan Tuhan.
· Yesus ketakutan kepada malaikat Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.
· Setiap yang menerima kekuatan dari malaikat, pasti bukan Tuhan.
· Yesus menerima kekuatan dari malaikat, berarti Yesus bukan Tuhan.
· Setiap yang sungguh-sungguh berdo`a kepada Tuhan, pasti bukan Tuhan.
· Yesus semakin sungguh-sungguh berdo`a kepada Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.
· Setiap yang mengeluarkan peluh titik-titik darah ketanah saking takutnya, pasti bukan Tuhan.
· Yesus mengeluarkan peluh titik-titik darah ketanah saking takutnya, berarti Yesus bukan Tuhan.
“Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: “Ya Bapa, kedalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.” Dan sesudah berkata demikian Ia menerahkan nyawa-Nya.” (Lukas 23:46)
Diatas kayu salib, sebelum mati, Yesus berseru dengan suara nyaring kepada Tuhannya sambil menyerahkan nyawanya. Jika Yesus itu Tuhan, Tuhan mana lagi yang dia panggil? Dan Yesus itu Tuhan, siapa yang mencabut dan menerima nyawanya? Apakah malaikat berani mencabut nyawanya Tuhan? Dan jika Tuhan harus mati walaupun hanya untuk beberapa hari saja, siapa yang mengendalikan alam semesta yang begitu luasya?
· Setiap yang berseru kepada Tuhan, pasti bukan Tuhan.
· Yesus berseru kepada Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.
· Setiap yang menyerahkan nyawanya kepada Tuhan, pasti bukan Tuhan.
· Yesus menyerahkan nyawanya kepada Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.
“Ia berkata kepada mereka: “Inilah perkantaan-Ku, yang telah Kukatakan padamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur. “Lalu ia membuka pikiran mereka, sehingga mengerti Kitab Suci. Kata-Nya kepada mereka: “Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari ketiga,…” (Lukas 24:24-46)
Ucapan Yesus tersebut, sampai saat ini tidak ada seorang pendeta atau pastur, bahkan Paus yang ada di Roma-pun tidak bisa membuktikan kebenaran dari ucapan Yesus tersebut. Jika itu benar-benar ucapan Yesus, apalagi dia sebagai Tuhan menurut agama anggapan Kristen, tentu apa yang diucapkan pasti bisa dibuktikan. Ucapan Yesus yang mengatakan bahwa ada tertulis dalam Kitab Taurat Musa, Kitab para Nabi-Nabi dan Kitab Mazmr bahwa “Mesias akan menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga” ternyata setelah dicek, ucapannya itu tidak terdapat dalam kitab-kitab tersebut. Ini membuktikan ucapan Yesus tersebut adalah fiktif, karena tidak bisa dibuktikan.
· Setiap yang berkata tapi tidak bisa dibuktikan, pasti bukan Tuhan.
· Yesus berkata tapi tidak bisa dibuktikan, berarti Yesus bukan Tuhan.
· Setiap yang menderita dan bangkit pada hari ketiga diantara orang mati, pasti bukan Tuhan.
· Yesus menderita dan bangkit pada hari ketiga diantara oaring mati, berarti Yesus bukan Tuhan.
“Pada mulanya adalah firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.” (Yohanes 1:1).
Ayat tersebut bukan ucapan Yesus atau wahyu Allah kepada Yohanes, tetapi hanyalah ucapan Yohanes sendiri. Makanya dalam ayat tersebut tidak ada tanda petik.
Jika firman itu adalah Yesus, dan Yesus adalah Allah itu-itu juga, kama kalau kata ‘Firman’ digantin dengan kata ‘Yesus’ akan terbaca lucu :
“Pada mulanya adalah Yesus, Yesus itu bersama sama dengan Yesus dan Yesus itu adalah Yesus.”
“Pada mulanya adalah Tuhan, Tuhan itu bersama-sama dengan Tuhan dan Tuhan itu adalah Tuhan.”
Pada mulanya adalah Allah, Allah itu bersama-sama dengan Allah dan Allah itu adalah Allah.
Jika Firman itu bersama-sama dengan Allah, berarti Firman itu bukan Allah. Jika saya bersama Fulan, berarti saya itu bukan Fulan, karena kami berdua, bukan satu.
· Setiap yang bersama-sama dengan Allah, berarti bukan Allah.
· Yesus bersama-sama dengan Allah, berarti Yesus bukan Tuhan.
· Setiap yang berawal, pasti bukan Tuhan.
· Yesus berawal mula, berarti Yesus bukan Tuhan.
76. Tuhan telah menjadi manusia Yesus
“Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.” (Yohanes 1:14).
Maksud ayat tersebut yaitu Yesus yang Sang Firman telah menjadi manusia sebagai Anak Tunggal Bapa. Ayat ini merupakan inkarnasi Tuhan yang menjelma jadi manusia Yesus. Tentu menjadi pertanyaan, jika Tuhan atau Allah telah menjelma Yesus, apakah masih ada Allah atau Tuhan yang lain? Mestinya jawabnya sudah tidak ada Tuhan lain. Namun dalam pandangan Kristen, tetap saja masih ada Allah lain, yaitu Bapa Yesus dan juga Roh Kudus, yang ketiganya adalah satu. Itulah paham Trinitas.
· Setiap yang menjadi manusia, pasti bukan Tuhan.
· Yesus menjadi manusia, berarti Yesus bukan Tuhan.
· Setiap yang menjadi Anak Tunggal Allah pasti bukan Tuhan.
· Yesus menjadi Anak Tunggal Allah, berarti Yesus bukan Tuhan.
· Setiap yang menerima kemuliaan Tuhan, pasti bukan Tuhan.
· Yesus menerima kemuliaan Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.
Dalam Al Qur’an, betapa banyak ayat-ayat yang menerangkan bahwa Allah itu tidak punya anak, seperti Qs 4:171, Qs 6:101, Qs 10:68, Qs 19:35, Qs 19:88-92, Qs 21:26, Qs 23:91, Qs 25:2, Qs 43:81 dll. Bahkan Allah mengecam orang-orang yang mengatakan bahwa Allah punya anak, sebagaimana contoh ayat Qur’an sebagai berikut :
“Dia Pencipta langit dan bumi, bagaimana Dia mempunyia anak padahal Dia tidak mempunyai istri. Dia menciptakan segala sesuatu, dan Dia mengetahui segala sesuatu. (Qs Al An’aam 101).
“Dan mereka berkata, “Tuhan Yang Maha Pengasih mengambil (mempunyai) anak.” (Qs 19 Maryam 88).
“Sungguh kamu telah membuat suatu kemungkaran yang amat besar.” (Qs 19 Maryanm 89).
“Hampir-hampir langit terpecah, bumi terbelah, dan gunung-gunung runtuh berkeping-keping.” (Qs 19 Maryam 90).
“…disebabkan mereka mendakwakan anak bagi Yang Maha Pengasih.” (Qs 19 Maryam 91).
“Tiada patut bagi Yang Maha Pengasih memiliki anak.”(Qs 19 Maryam 92).
“Allah tiada mempunyai anak dan tiada Tuhan bersama-Nya, kalau sekiranya demikian niscaya tiap-tiap Tuhan membawa makhluk yang diciptakan-Nya dan sebahagian dari Tuhan-Tuhan itu akan mengalahkan sebahagian yang lain. Mahasuci Allah dari yang mereka sifatkan itu.” (Qs 23 al Mu’minuun 91).
Seandainya Tuhan (Allah) benar-benar mempunyai anak sungguhan, pasti kami umat Islam akan mengkultuskan dan menyembah anak itu. Sebagaimana firman Allah dalam Al Qur’an surat 43 Az Zuhkruf ayat 81, jika Allah mempunyai anak, niscaya Rasulullah Muhammad saw adalah orang pertama kali yang akan menyembahnya.
“Katakanlah : “JIka Yang Maha Pengasih itu mempunyai anak, maka akulah (Muhammad) orang yang mula-mula menyembahnya.” (Qs 43 Az Zuhkruf 81).
77. Allah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal itu Yesus
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3:16).
Ayat ini termasuk salahs satu ayat yang paling menentukan keselamatan dunia dan akhirat. Intinya asal percaya kepada Yesus yang mati di kayu salib dalam rangka menebus dosa manusia, maka dijamin masuk surga. Itu merupakan bentuk kasih Allak akan dunia ini, maka dikaruniakan-Nya kepada Anak-Nya yang tunggal, untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Jika ayat ini sangat penting, mengapa hanya Yohanes yang menulisnya, dan itupun dituls paling belakangan. Sementera tiga Injil yang duluan ditulis seperti Matius, Markus dan Lukas, tidak menulis ayat ini. Logikanya, mestinya ketiga injil duluan itulah (Matius, Markus, dan Lukas) harus memuat sabda Yesus tersebut, sebab merekalah yang duluan menulis Injil daripada Yohanes.
Oleh sebab itu, jika satu injil menulis dan tiga injil diam, maka jelas ayat tersebut sangat lemah. Tetapi jika tiga injil menulis dan satu injil tidak, mungkin itu akan lebih kuat kebenarannya.
· Setiap yang menerima karunia dari Tuhan, pasti bukan Tuhan.
· Yesus menerima karunia dari Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.
“Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya : “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya, sebaba apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak.” (Yohanes 5:19).
Yesus mengaku dengan jujur dan polos bahwa dia tidak dapat mengerjakan sesuatu dari dirinya sendiri, kalau tidak melihat dari apa yang dikerjakan oleh Bapanya (Tuhan). Jadi Yesus hanya mengerjakan apa yang dikerjakan oleh Bapanya yaitu Allah.
Atau dengan kata lain bahwa Yesus hanyalah melakukan apa yang diperintahkan Tuhannya.
· Setiap yang tidak bisa mengerjakan atas dirinya sendiri, pasti bukan Tuhan.
· Yesus tidak bisa melakukan apapun atas dirinya sendiri, berarti Yesus bukan Tuhan,
· Setiap yang memanggil Tuhannya dengan nama Bapa, pasti bukan Tuhan.
· Yesus memanggil Tuhannya Bapa, berarti Yesus bukan Tuhan.
“Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus aku.”(Yohanes 5:30)
Ayat ini merupakan pengakuan langsung dari Yesus bahwa dia benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa atas dirinya sendiri. Juga dia bersaksi bahwa dia tidak bisa menuruti kehendaknya sendiri, melainkan kehendak Tuhan yang telah mengutusnya. Sungguh ini merupakan suatu pernyataan atau pengakuan yaitu begitu polos dan jujur dari Yesus akan keberadaan status dirinya. Dia mengaku bahwa dia hanyalah seorang utusan Tuhan, bukan Tuhan! Maka wajarlah jika Yesus tidak bisa berbuat menurut kehendaknya sendiri, sebab dia bukan Tuhan tetapi hanyalah sebagai seorang nabi atau rasul yang di utus oleh Tuhan.
· Setiap yang tidak bisa berbuat apa-apa menurut kehendaknya sendiri, pasti bukan Tuhan.
· Yesus tidak bisa berbuat apa-apa menurut kehendaknya sendiri, berarti Yesus bukan Tuhan.
· Setiap yang tidak bisa menuruti kehendaknya sendiri, pasti bukan Tuhan.
· Yesus tidak bisa menuruti kehendaknya sendiri, berarti Yesus bukan Tuhan.
· Setiap yang mengaku diutus oleh Tuhan, pasti bukan Tuhan.
· Yesus mengaku diutus oleh Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.
“Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak pernah mendenngar suara-Nya, rupa-Nya pun tidak pernah kamu lihat.” (Yohanes 5:37).
Lagi-lagi Yesus mengaku bahwa dia diutus Tuhan. Dan Tuhan juga bersaksi akan keberadaan Yesus. Juga suara Tuhan tidak pernah ada yang mendengar, dan rupa Tuhan juga tidak ada yang melihatnya. Karena Yesus memberikan kesaksian seperti itu, wajarlah jika kita mengamininya, karena mustahil Yesus harus berbohong. Jika Yesus mengaku hanya diutus oleh Tuhan, mengapa kita harus menuhankannya? Dan jika Yesus bersaksi bahwa rupa Allah tidak pernah ada yang melihatnya, mengapa rupa Yesus dijadikan sebagai pengganti rupa Allah?
· Setiap yang mengaku diutus oleh Tuhan, pasti bukan Tuhan.
· Yesus mengaku dengan jujur dan polos bahwa dia diutus oleh Tuhan, berarti Yesus bukan Tuhan.
· Yesus bersaksi bahwa suara Tuhan tidak terdengar, sementara suara dia bisa terdengar, berarti Yesus bukan Tuhan.
· Yesus bersaksi bahwa rupa Tuhan tidak terlihat, sementara rupa dia (Yesus) bisa terlihat, itu berarti Yesus bukan Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar