Blogger news

Rabu, 20 April 2016

First Love Membuatku Jatuh Cinta Pada Film Thailand

 
 First Love atau yang dikenal juga sebagai "Crazy Little Thing Called Love" adalah film thailand pertama yang membuat banyak orang memilih untuk mengikuti film thailand.mungkin sebelumnya banyak orang indonesia yang pernah nonton film thailand dari yang horor."Mae nak" hantu perempuan dengan organ tubuh dalamnya (Jeroan) menggantung pada kepalanya,atau ong bak film action yang menyajikan martial ala thailand.Tapi itu bukan film yang membuatku atau yang lain suka dengan film thailand.

   Apa sih yang istimewa dengan film thailand?.First Love yang biasa disebut "CLTCL" di beberapa group facebook memang bukan film bergenre horor ataupun action tpi ini adalah film bergenre Romantik yang di mix dengan comedy.terus apa yang spesial dengan romantik?.Eem apa ya .....Romantik memang spesial . . . Tpi yang membuat spesial film thailand adalah "Comedy" nya.dibeberapa film thailand comedy jadi bahan tambahan seperti pada genre action,Romantik bahkan horor.


   Meniti pada kisahku yang bermula di tahun 2013 ditengah malam dalam lelahku aku menonton sebuah film yang tak tahu judulnya. Tak tahu awal cerita hanya mengikuti di pertengahan sampai akhir.dalam benakku ternyata film ini bagus juga hingga siang harinya aku memutuskan mencari jadwal film yang tayang tadi malam.Setelah dapat aku cari di youtube dan ternyata ada bahkan sudah dalam subtitle Bahasa Indonesia.Singkat cerita aku Menonton dan merasa sangat puas.
 
Tak cukup sampai disitu aku mutuskan mencari film thailand yang lain.kemudian aku menemukan "Hello stranger" Film tentang kisah cinta yang tumbuh dengan orang yang bahkan tahu nama aslinya itu berhasil membuatku kalut.aku lanjutin dan menemukan beberapa film thailand yang aku anggap patut ditonton diantaranya:


- My name is love
- My true Friend (Friend is never die)
- Hormones
- ATM Error
- Saranae Siblor
- Pee mak phrakanong
- Fabolous 30
- Bangkok Traffic Love Story
- Friendship
- Love of Siam
- Suckseed
- Top secret Billionaire
- Seasons Change
- Dear Galileo
- My Little Comedian
- First Kiss
- Sunset at Chaophraya
- Teachers Diary
- May Who
Dan masih banyak lagi . . .


Selasa, 19 April 2016

Subhanallah Pohon Berusia 1400 Tahun Yang Jadi Saksi Keagungan Nabi

Ketika Muhammad kecil melakukan perjalanan ke Syam untuk mengikuti pamannya berdagang, ada sebuah kejadian unik yang menceritakan bahwa Muhammad kecil adalah seorang calon nabi terakhir seperti ramalan dalam kitab seorang pendeta dari Syam.

Salah seorang pakar tafsir ternama, Muhammad Ibn Jarir al-Tabari menceritakan tentang kisah pendeta Buhaira yang bertemu dengan Muhammad kecil. Saat itu Nabi Muhammad SAW baru berusia 9 atau 12 tahun. Ia menyertai pamannya Abu Thalib dalam perjalanan untuk berdagang ke negara Syam.

Pohon Berusia 1400 Tahun Yang Jadi Saksi Keagungan Nabi
Pohon Berusia 1400 Tahun Yang Jadi Saksi Keagungan Nabi - Image Of Bored Panda


Buhaira bertemu dengan kelompok pedagang tersebut dan mengajak mereka untuk beristirahat barang sebentar. Akan tetapi sebelumnya Buhaira sudah mendapat firasat kalau ia akan bertemu dengan sang nabi terakhir. semua tamu yang dipersilahkan mampir dirumahnya diamati oleh beliau. Namun tak satupun di antara mereka yang memiliki tanda-tanda mukjizat seperti yang disebut dalam kitabnya.

Namun, setelah diteliti ternyata masih ada satu anggota yang tidak ikut masuk ke rumah Buhaira. karena Muhammad kecil disuruh menunggu di bawah pohon untuk menjaga unta-unta mereka.

Dengan mengamati dari kejauhan, Buhaira sangat takjub menyaksikan cabang pohon tersebut saling merunduk untuk melindungi Muhammad kecil. Buhaira akhirnya meminta agar Muhammad kecil diajak masuk juga untuk berteduh dan bersantap.

Setelah diteliti dan dicocokkan dengan berbagai tanda-tanda dalam kitabnya, Buhaira tambah yakin jika Muhammad kecil adalah calon seorang nabi yang telah diramalkan kemunculannya. kemudian Buhaira berpesan kepada Abu Thalib untuk menjaga Muhammad kecil, karena suatu saat nanti ia akan membawa keberkahan dan kedamaian bagi seluruh umat manusia.

Pohon Sahabi
Pohon Sahabi


1400 tahun telah berlalu, namun pohon yang pernah meneduhkan Muhammad kecil itu sampai saat ini masih berdiri tegak, dan pohon ini menjadi satu-satunya pohon yang berhasil hidup di tengah gurun yang sangat panas. Subhanallah.. Allahu Akbar !!!

Pohon yang menjadi saksi atas kerasulan Muhammad ini disebut dengan pohon Sahabi (dari kata Sahabat). sekarang pohon ini dilestarikan dan dijaga oleh pemerintah Yordania. Sekelilingnya dilindungi pagar dan keberadaannya dipantau secara rutin. Sekalipun begitu pengunjung tetap bisa menyentuh dan berlindung dibawahnya. 


Sumber:http://www.kabarmakkah.com

Rabu, 04 Juni 2014

Tanam Padi Metode S.R.I. (System of Rice Intensification)

Sistem Intensifikasi Padi (Inggeris: System of Rice Intensification, SRI) ialah satu kaedah penanaman padi yang digunakan untuk meningkatkan hasil padi.Sistem ini telah diasaskan pada tahun 1983 oleh seorang paderi dari Perancis bernama Henri de Laulanie di Madagascar. Walau bagaimanapun, ujian penuh bagi sistem ini hanya berlaku beberapa tahun kemudian.Produktiviti hasil dari SRI masih menjadi perdebatan diantara penyokong dengan pengkritik sistem ini.

Sejarah dan Konsep SRI

Idea penggunaan sistem ini bermula seawal tahun 1960-an apabila Father Henri de Laulanie membuat pemerhatian kepada amalan petani yang menanam hanya satu anak pokok padi berbanding amalan biasa menanam banyak anak benih di dalam satu lubang dan tidak membiarkan sawah dipenuhi air (cukup sekadar berada dalam peringkat separa tepu) ketika peringkat fasa tampang. Penanaman dilakukan dengan jarak yang luas di dalam bentuk tersusun seperti kotak. Pada ketika itu, penanaman padi secara mengubah dilakukan oleh petani secara manual.
Pada tahun 1983, kaedah menanam secara mengubah menggunakan anak benih yang berusia kurang dari 15 hari didapati menunjukkan hasil yang sangat baik. Ketika harga baja melonjak naik pada ketika itu, penggunaan baja organik sangat meluas tetapi dapat memberikan hasil yang lebih baik berbanding dengan penggunaan baja kimia. Konsep dan amalan SRI terus menerus dievolusikan bagi penggunaan di dalam penanaman padi tanpa sistem pengairan (tanaman padi yang bergantung kepada hujan) dan pada ketika itu kaedah menanam secara mengubah amat popular berbanding tabur terus.
Prinsip yang perlu di dalam penggunaan sistem SRI bagi menjamin hasil yang berkesan:
  • sawah perlu dibiarkan lembab bukannya dalam keadaan tepu air bagi meminimumkan keadaan anaerobik, supaya dapat meningkatkan dan memperbaiki pertumbuhan akar serta menyokong pembiakan dan diversiti organisma tanah yang aerobik;
  • pokok padi perlu mempunyai jarak yang optimum di antara satu sama lain bagi membantu pertumbuhan akar bagi penyerapan nutrien dengan lebih berkesan dan kanopi supaya semua daun dapat menjalankan proses fotosintesis dengan lebih aktif; dan
  • anak padi perlu dipindahkan segera dalam keadaan muda, kurang daripada 15 hari bagi mengelakkan kesan trauma pada akar dan "kejutan" akibat pemindahan.
Prinsip ini sekaligus mengubah amalan konvensional di dalam pengurusan pokok, tanah, air dan nutrien. Perubahan ini dapat meningkatkan fenotaip yang lebih produktif bagi sebarang genotaip padi, dengan sesetengah varieti memberi respon yang lebih baik dari yang lain apabila kaedah SRI digunakan. Sistem ini dapat meningkatkan hasil padi, mengurangkan keperluan benih dan mengurangkan keperluan air 25 hingga 50 peratus.Baja kimia dan racun kimia boleh digunakan, tetapi hasil terbaik diperolehi tanpa menggunakan input kimia yang dibeli.

Penyebaran SRI

Penyebaran SRI dari Madagascar ke seluruh dunia telah dilakukan oleh Prof. Dr. Norman Uphoff, Pengarah Institut Antarabangsa bagi Makanan, Pertanian dan Pembangunan, Universiti Cornell yang terletak di Ithaca, New York. Beliau memulakan usaha ini sejak tahun 1993 hingga 2005. Dalam tahun 1993, beliau telah menemui pegawai dari Association Tefy Saina, sebuah organisasi bukan kerajaan yang ditubuhkan di Madagascar pada tahun 1990 oleh de Laulanie bagi mempromosikan SRI. Setelah melihat kejayaan SRI selama 3 tahun di mana petani di Madagascar dapat meningkatkan hasil padi purata mereka dari 2 tan/ha kepada 8 tan/ha dengan SRI, Uphoff mengiktiraf sistem ini dan pada tahun 1997 beliau mula mempromosikan SRI di Asia. Sehingga 2010, SRI telah didokumenkan oleh 40 negara, dan yang terkini termasuklah Bhutan, Iraq, Iran dan Zambia.[10] Kerajaan di negara China, India dan Indonesia menggalakkan penggunaan SRI dengan mengembangkan sistem ini di kalangan petani. Konsep dan amalan SRI bukan sahaja diaplikasikan di sawah padi, tetapi juga tanaman lain seperti di India, konsep ini turut digunakan dalam tanaman gandum dan tebu.
Universiti Cornell (New York), Universiti Wageningen (Belanda) dan IRRI telah bekerjasama bagi menjalankan satu kajian percubaan di seluruh dunia bagi penggunaan SRI untuk tanaman padi bermula pada tahun 2009 hingga 2011.

Beberapa prinsip yang menjadi ketentuan, yaitu :

a.    Tanam bibit muda berusia kurang dari 12 hari setelah sebar (hss) ketika bibit masih berdaun 2 helai.
b.    Tanam bibit satu lubang satu batang dengan jarak tanam biasa 25 Cm x 25 Cm, 30 Cm x 30 Cm atau legowo 2.
c.    Pindah tanam harus hati-hati karena batang masih lemah dan akar tidak putus dan ditanam tidak dalam.
d.    Pemberian air maksimal 2 Cm dengan cara intermitten (berselang).
e.    Penyiangan sejak awal pada umur 10 hari dan diulang sampai 3 kali dengan interval 10 harian.
f.    Upayakan menggunakan pupuk organik.

Kelebihan S.R.I. dibandingkan dengan tanam padi secara biasa petani (konvensional) adalah :

a.    Tanaman hemat air.
b.    Hemat biaya benih.
c.    Hemat waktu karena panen lebih awal.
d.    Produksi bisa meningkat.
Budidaya Padi Metode S.R.I.
a.    Pengolahan Tanah
•    Tanah dibajak sedalam 25 – 30 Cm.
•    Benamkan sisa-sisa tanaman dan rumput-rumputan
•    Gemburkan dengan garu sampai terbentuk struktur lumpur yang sempurna, lalu diratakan sehingga saat diberikan air ketinggiannya di petakan sawah merata.
•    Sangat dianjurkan pada waktu pembajakan diberikan pupuk organik (pupuk kandang,pupuk kompos,pupuk hijau).
b.    Pemilahan Benih Bernas dengan Larutan Garam
Untuk mendapatkan benih yang bermutu baik (bernas) maka perlu dilakukan pemilihan, walaupun benih tersebut dihasilkan sendiri, atau benih berlabel yaitu dengan menggunakan larutan garam dengan langkah-langkah sebagai berikut:
•    Masukan air kedalam ember, kemudian masukan garam lalu diaduk sampai larut, jumlah garam dianggap cukup bila telur itik bisa mengapung.
•    Masukan benih padi kedalam ember, kemudian pisahkan benih yang mengambang dengan yang tenggelam. Selanjutnya benih yang tenggelam/benih yang bermutu dicuci dengan air biasa sampai bersih.
c.    Perendaman dan Pemeraman Benih
Setelah uji benih selesai proses berikutnya adalah:
•    Benih yang bermutu (tenggelam) direndam dalam air bersih selama 24-48 jam.
•    Setelah direndam, dianginkan (ditiriskan) selama 24-48 jam sampai berkecambah
d.    Persemaian
Persemaian  untuk budidaya S.R.I dapat dilakukan dengan mempergunakan baki plastik atau kotak yang terbuat dari bambu/besek. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah pemindahan, pencabutan, dan penanaman.
Proses persemaian adalah sebagai berikut:
•    Benih yang dipergunakan tergantung pada kebiasaan/ kesukaan petani (bermutu baik/bernas).
•    Penyiapan tempat persemaian dilapisi dengan daun pisang yang sudah dilemaskan, kemudian diberikan tanah yang subur bercampur kompos (perbandingan 1:1), tinggi tanah pembibitan sekitar 4cm.
•    Benih yang ditaburkan ke dalam tempat persemaian, kemudian ditutup tanah tipis.
e.    Penanaman
•    Pola penanaman bibit metoda S.R.I adalah bujur sangkar 30 x 30 cm, 35 x 35 cm atau lebih jarang lagi misalkan sampai 50 x 50 cm pada tanah subur.
•    Garis-garis bujur sangkar dibuat dengan caplak.
•    Bibit ditanam pada umur 5-15 hari (daun dua) setelah semai, dengan jumlah bibit per lubang satu, dan dangkal 1-1,5 cm, serta posisi perakaran seperti huruf L.
f.    Pemupukan
Takaran pupuk  an-organik (kimia) disesuaikan dengan anjuran. Hasil Demplot digunakan pupuk kimia sebagai berikut:
•    Pemupukan I pada umur 7-15 HST dengan dosis Urea 125kg/Ha, SP-36 100kg/ha.
•    Pemupukan II pada umur 20-30 HST dengan dosis Urea 125kg/ha
•    Pemupukan III pada umur 40-45 HST dengan dosis ZA 100kg/ha. jika tanaman belum bagus.
Metode S.R.I sangat menganjurkan pemakaian pupuk organik (pupuk kandang, kompos atau pupuk hijau/daun-daunan), penggunaan pupuk organik selain memperbaiki struktur tanah juga bisa mengikat air/menghemat air. 
g.    Penyiangan
Penyiangan dilakukan dengan mempergunakan alat penyiang jenis landak atau rotary weeder, atau dengan alat jenis apapun dengan tujuan untuk membasmi gulma dan sekaligus penggemburan tanah.  Penyiangan dilakukan sebanyak 3 kali atau lebih, sesuai kondisi sawah. Semakin sering dilakukan penyiangan akan dapat meningkatkan produksi.
h.    Pemberian air secara terputus/berselang
Dengan cara terputus-putus (intermitten) dengan ketinggian air di petakan sawah maksimum 2 cm, paling baik macak-macak (0,5 cm).  Pada periode tertentu petak sawah harus dikeringkan sampai tanahnya pecah-pecah rambut.
i.    Panen
Panen dilakukan setelah tanaman sudah tua dengan ditandai menguningnya semua bulir secara merata atau masaknya gabah. Bulir padi telah benar-benar bernas berisi. Bila dihitung dari pesemaian, maka umur panen lebih singkat dibandingkan dengan cara konvensional.

 

Kritikan

Terdapat beberapa kritikan diberikan pada SRI. Di kala penyokong SRI melaporkan banyak kelebihan sistem ini kerana peningkatan hasil -- kerintangan kepada penyakit dan perosak, kerintangan terhadap tekanan abiotik seperti kemarau dan ribut, penambahan output (dalam kg), mengurangkan pencemaran tanah dan sumber air -- kritik memfokuskan kepada hasil yang dikatakan meningkat tinggi kerana "tiada rekod yang disimpan dengan baik dan pemikiran tidak saintifik". Sesetengah kritikan juga menyatakan bahawa Madagascar dikatakan mempunyai tanah yang unik dan sesuai bagi penggunaan sistem ini tetapi disanggah oleh penyokong sistem ini.
Pengkritik turut menyatakan kekurangan keterangan di dalam kaedah yang digunakan semasa percubaan sistem ini dan kurangnya penerbitan artikel serta kajian ilmiah. Setelah beberapa kritikan muncul, saintis mula menerbitkan pelbagai bahan kajian berkenaan SRI dan mula menjalankan percubaan SRI secara lebih meluas.

 Sumber:

http://ms.wikipedia.org/wiki/Sistem_Intensifikasi_Padi

http://epetani.deptan.go.id/budidaya/tanam-padi-metode-sri-system-rice-intensification-5422